Majapahit dikenal sebagai kerajaan besar yang berpusat di Jawa Timur dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14, terutama di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. Meski dikenal dengan stabilitas dan kemakmurannya, Majapahit juga mengalami sejumlah perang penting, baik internal maupun eksternal, yang akhirnya berpengaruh besar pada kemundurannya. Beberapa perang ini muncul dari upaya memperluas kekuasaan atau mempertahankan wilayah yang luas, serta ketegangan di dalam kerajaannya sendiri.
### 1. **Ekspansi Wilayah dan Perang Nusantara**
Majapahit memiliki ambisi besar untuk menyatukan wilayah Nusantara di bawah kekuasaannya. Hal ini terutama terlihat dalam *Sumpah Palapa* yang diikrarkan oleh Gajah Mada, Mahapatih Majapahit. Dalam sumpah ini, Gajah Mada bertekad untuk tidak menikmati kehidupan nyaman sebelum berhasil menyatukan seluruh Nusantara. Hal ini memicu ekspedisi militer ke beberapa kerajaan besar di luar Jawa, seperti Bali, Sumatra, Kalimantan, dan wilayah-wilayah lainnya.
Meskipun ekspansi ini sering diakhiri dengan keberhasilan, pertempuran-pertempuran tersebut memerlukan kekuatan besar dan sumber daya yang tidak sedikit. Beberapa kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Melayu, harus menghadapi kekuatan militer Majapahit yang kuat. Namun, meski berhasil menundukkan banyak wilayah, Majapahit tidak selalu mampu mempertahankan kekuasaannya secara efektif di daerah-daerah yang jauh dari pusat kerajaan.
### 2. **Perang Bubat (1357)**
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah militer Majapahit adalah Perang Bubat. Konflik ini terjadi saat Gajah Mada mengusulkan pernikahan antara Hayam Wuruk, raja Majapahit, dan putri Sunda, Dyah Pitaloka, sebagai bagian dari upaya diplomatik untuk memperkuat hubungan antara Majapahit dan Kerajaan Sunda.
Namun, setibanya rombongan Sunda di Lapangan Bubat, tempat yang dijanjikan untuk pernikahan, terjadi perselisihan. Gajah Mada memandang rombongan tersebut sebagai bentuk penyerahan Kerajaan Sunda kepada Majapahit, yang tidak diterima oleh pihak Sunda. Hal ini memicu bentrokan berdarah antara pasukan Majapahit dan Kerajaan Sunda, yang akhirnya menyebabkan gugurnya Dyah Pitaloka dan rombongan Sunda. Perang ini meninggalkan luka sejarah antara Majapahit dan Sunda dan mengakibatkan ketegangan politik di masa depan.
### 3. **Perang Internal dan Konflik Suksesi**
Setelah masa kejayaan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami penurunan akibat perebutan kekuasaan yang terjadi di dalam keraton. Konflik suksesi dan perang saudara menjadi salah satu faktor utama yang melemahkan Majapahit. Salah satu perang saudara terbesar yang terjadi adalah Perang Paregreg (1404-1406), yang melibatkan keluarga kerajaan.
Perang Paregreg adalah konflik antara Wikramawardhana, menantu Hayam Wuruk, dan Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari selirnya. Konflik ini dipicu oleh persaingan kekuasaan setelah Hayam Wuruk wafat. Dalam perang ini, Wikramawardhana akhirnya menang, tetapi konflik berkepanjangan ini menguras kekuatan Majapahit dan menyebabkan ketidakstabilan internal.
### 4. **Ancaman Eksternal dan Kemunduran**
Di masa-masa akhir kejayaannya, Majapahit menghadapi tantangan dari kekuatan-kekuatan eksternal, termasuk munculnya Kesultanan Malaka di Semenanjung Malaya yang perlahan-lahan menggeser kekuatan ekonomi dari jalur perdagangan maritim ke Malaka. Selain itu, serangan dari kerajaan-kerajaan yang dulunya tunduk, seperti Kediri dan Blambangan, mulai melemahkan Majapahit.
Selain itu, penyebaran Islam yang pesat di Nusantara mulai menggeser pengaruh Majapahit, yang berlandaskan agama Hindu-Buddha. Beberapa wilayah taklukan Majapahit akhirnya mendirikan kerajaan-kerajaan Islam yang independen, seperti Kesultanan Demak, yang menjadi salah satu penerus kekuasaan di Jawa setelah runtuhnya Majapahit.
### 5. **Runtuhnya Majapahit**
Majapahit mengalami kemunduran besar pada abad ke-15, dan keruntuhannya diperkirakan terjadi pada akhir abad tersebut atau awal abad ke-16. Runtuhnya Majapahit dipicu oleh faktor-faktor internal dan eksternal yang saling berkaitan, mulai dari konflik internal, kemunculan kerajaan Islam, hingga beralihnya jalur perdagangan utama ke Malaka. Pada akhirnya, Kesultanan Demak dianggap sebagai penerus kekuasaan Majapahit di Jawa setelah berhasil menguasai wilayah bekas kerajaan tersebut.
### Dampak dan Warisan Perang Majapahit
Meski mengalami berbagai perang dan akhirnya runtuh, Majapahit meninggalkan warisan yang mendalam bagi sejarah Nusantara. Cita-cita penyatuan wilayah kepulauan yang dicetuskan oleh Gajah Mada kemudian menginspirasi perjuangan kemerdekaan Indonesia dan konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hingga kini, Majapahit dikenang sebagai simbol persatuan Nusantara dan menjadi inspirasi bagi keberagaman budaya Indonesia.